Alat Audit TI



Terdapat beberapa alat bantu dalam melakukan Audit TI, diantaranya sebagai berikut :

1. ACL

ACL (Audit Command Language), merupakan sebuah software yang sudah cukup populer untuk membantu analisa data.

2. Picalo

Picalo merupakan sebuah software sama halnya ACL, namun Picalo bekerja dengan menggunakan GUI Front End, dan telah difasilitasi dengan banyak fitur.

3. Powertech Compliance Assessment

PCA merupakan alat yang dipergunakan untuk audit dan benchmark.

4. Nipper

Nipper merupakan alat audit yang dapat digunakan untuk audit dan bencmark konfigurasi pada router.

5. Nessus

Nessus merupakan sebuah aplikasi untuk mengecek tingkat vulnerabilitas suatu sistem dalam ruang lingkup keamanan.

6. Metasploit

Metasploit merupakan sebuah framework penetrasi testing untuk mencari celah keamanan.

7. NMAP

NMAP adalah alat untuk audit keamanan yang dapat mengeksplorasi jaringan, administrator sistem dan menemukan banyak fungsi dalam gudang jaringan, mengatur jadwal service serta memantau host atau pelayanan.

8. Wireshark

Wireshark adalah aplikasi analisa jaringan protokol yang paling sering digunakan. Wireshark dapat menangkap data dan secara interaktif menelusuri jalannya alur data dalam jaringan.

Sumber Bacaan :
1. http://henindya.blogspot.co.id/2011/10/it-audit-tools.html

COBIT



Informasi dan teknologi merupakan faktor pendukung yang paling berharga dalam sebuah dunia bisnis. Namun tidak sedikit dari beberapa orang dapat memahaminya. Informasi dan teknologi merupakan aset yang berharga bagi sebuah perusahaan.

Banyak perusahaan yan sukses mengakui bahwa keunggulan teknologi dan informasi dapat mendorong nilai stakeholder mereka. Beberapa perusahaan juga memahami dan dapat mengelola hal - hal yang terkait dengan teknologi dan informasi, seperti meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan dan ketergantungan kritis bisnis terhadap proses teknologi informasi (IT).

Kebutuhan terhadap jaminan tentang nilai IT, manajemen resiko yang berkaitan dengan IT dan meningkatnya kebutuhan untuk kontrol atas informasi, dipahami sebagai elemen kunci dati pengelolaan perusahaan. Nilai, resiko, dan pengendalian merupakan inti dari pengelolaan IT.

IT menjadi penopang dan memperluas strategi serta tujuan suatu organisasi. IT diintegrasikan untuk memastikan bahwa IT benar - benar mendukung tujuan suatu organisasi. Pengelolaan IT memungkinkan untuk mengambil keuntungan penuh dari informasi yang didapat, sehingga memaksimalkan manfaat, memanfaatkan peluang dan mendapatkan keunggulan kompetitif.

Untuk mencapai hasil yang maksimal, memerlukan kontrol atas IT yang sesuai dan pendukung yang sesuai, yang  secara luas, kontrol dapat diterima untuk pengelolaan suatu organisasi atau perusahaan.

COBIT (Control Objectives for Information and Technology) memberikan praktik yang baik di seluruh domain dan proses framework serta menyajikan kegiatan dalam struktur yang dikelola dan logis. COBIT akan membantu mengoptimalkan investasi IT, memastikan pengiriman layanan dan memberikan ukuran terhadap sesuatu yang salah.

Untuk mencapai kesuksesan IT dalam memberikan pelayanan terhadap kebutuhan bisnis, manajemen harus menempatkan sistem pengendalian internal atau kerangka. Kerangka kontrol COBIT memberikan konstribusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara :
1. Membuat link dengan kebutuhan bisnis.
2. Kegiatan penyelenggara IT menjadi model proses yang berlaku umum.
3. Mengidentifikasi sumber utama IT untuk dimanfaatkan.
4. Mendefinisikan tujuan pengendalian manajemen untuk dipertimbangkan.

Orientasi bisnis COBIT terdiri dari penghubung tujuan bisnis dengan tujuan IT, menyediakan netrik dan model kedewasaan untuk mengukur prestasi dan mengidentifikasi tanggungjawab terkait bisnis, dan proses IT.

Proses fokus COBIT digambarkan oleh model proses yang membagi IT menjadi 4 doamin dan 34 proses sejalan dengan tanggungjawab, merencanakan, membangun, menjalankan dan memantau, memberikan end-to-end pandangan IT.

Konsep arsitektur enterprise membantu mengidentifikasi sumber daya penting bagi keberhasilan proses, yaitu, aplikasi, informasi, infrastruktur, dan sumber daya manusia.

Sumber Bacaan :
1. https://www.isaca.org/Knowledge-Center/cobit/Documents/COBIT4.pdf

Menyambut Generasi Baru

Alangkah syahdu menjadi kepompong, berkarya dalam diam,
bertahan dalam kesempitan. Tetapi bila tiba waktu untuk jadi kupu -kupu,
tak ada pilihan selain terbang menari;  melantun kebaikan di antara bunga, menebar keindahan pada dunia. - Salim A. Fillah - Dalam Dekapan Ukhuwah

Zaman terus berganti, bak siang dan malam yang saling berlomba - lomba mewarnai langit, Bulan dan bintang serta matahari tak mau kalah menyertai malam dan siang, tertunduk patuh pada penciptanya, andaikan mereka dapat berbicara, tentu mereka akan mengabarkan betapa nikmatnya mematuhi perintah Rabbul 'Alamin.

Setiap tawa merepresentasikan kebahagiaan, setiap tangis merepresentasikan kesedihan, setiap senyum merepresentasikan keramahan, setiap cemberut merepresentasikan cuek. Tawa, tangis,senyum, dan cuek adalah sebagian warna warni dalam kehidupan.

Selalu ada konflik dalam setiap cerita, selalu ada tangis dalam setiap bahagia, selalu ada usaha dalam setiap kesuksesan. Tapi yakinlah setiap hasil tidak akan pernah mengkhianati prosesnya.

كُلُّ نَفۡسٍ۬ ذَآٮِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِ‌ۖ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati .... (QS. Al Ankabut : 57).

Hidup ini singkat, tapi hidup bukan sekedar hidup, selalu ada kejutan - kejutan kecil dalam hidup, kesalahan, pengalaman dan keadaan menjadi guru yang baik yang Allah hadirkan dalam kehidupan.

Setiap generasi memiliki masa jayanya, tak perlu risau dengan paradigma dakwah. Dakwah bukan paksaan, bukan pula pekerjaan. Dakwah adalah kebutuhan, siapa yang butuh dengan dakwah, maka ia akan memenuhi kebutuhan tersebut.

Setiap manusia memiliki titik jenuh, dan setiap manusia pasti akan mengalami titik jenuh itu. Tapi akankah kita akan tenggelam dalam titik jenuh itu, relakah kita berlama - lama dalam kejenuhan, berfikirlah cerdas, lihat teman - temanmu, lihatlah wajah ibumu, lihatlah wajah ayahmu, mereka selalu menyambutmu dengan senyuman, tegakah dirimu melihat wajah sedih kedua orang tuamu karena keadaanmu, relakah dirimu melihat air mata mengalir dari mata orang tuamu. Sadarlah, perjalanan hidup begitu panjang, masalahmu hanya sebagian kecil dari kehidupan, jangan biarkan dirimu terlelap dalam kekerdilan, bangkitlah dari istirahatmu, jangan ragu melangkahkan kakimu. Tidak pernah ada peluh yang jatuh sia - sia, sebagaimana debu yang bisa menggantikan air.

Zaman kami segera usai. Kapal kita akan segera berlabuh. Setengah perjalanan hampir selesai kita tempuh. kita telah sama - sama menjadi saksi atas bergilirnya peristiwa. Tidak sedikit teman - teman kita yang hilang tersesat, terasing dalam nostalgia dunia.

Kita lihat tangan - tangan mungil penuh luka, tiada ragu dari mereka mempertahankan layar, menjaga kokohnya kebanggaan sebagai insan yang sempurna akalnya. Aku bahkan selalu ingat betapa galaknya aku dihadapan kalian semua. 

Ini bukan soal organisasi. Ini soal kita, kita yang berlayar di lautan dakwah. Aku berfikir aku takkan bisa berlayar seorang diri. Sendiri itu sepi, lautan dakwah ini begitu luas, banyak ruang untuk kita menikmati lautan yang luas ini. Pahala jama'ah tentu lebih banyak daripada pahala munfarid bukan.

Di lautan ini panas ketika siang. Lautan ini dingin ketika malam. Kadang terik matahari serasa membakar kulit, kadang tajamnya hujan menusuk - nusuk kulit, dinginnya malam menembus hingga ke tulang - tulang. Tapi tentunya kau tahu itu.
Semua itu hanyalah ujian kecil. Aku tahu kalian lebih tangguh dariku.

Satu hal yang ingin aku katakan pada kalian, tentu setengah perjalanan ini begitu singkat. Tentu aku belum mengenal kalian dengan baik. Maafkan Aku yang mengira bahwa aku telah mengenal kalian seluruhnya. Aku berfikir aku bisa mengenalkan kalian pada lautan dakwah yang begitu luas ini. Maafkan aku yang berangan - angan mampu mengajak kalian mengarungi luasnya lautan. Maafkan...
karena aku yang tak mengerti kalian.

Akhir bulan januari kapal kita akan berlabuh, ada banyak luka dan duka, ada banyak pula tawa dan canda. Tampak ada kerusakan pada kapal kita. Tibalah waktu untuk memperbaiki kerusakan - kerusakan pada kapal kita. Tiba waktu untuk memperbaharui bekal untuk setengah perjalanan berikutnya.

Akan menjadi pilihan bagi kalian, akankah tetap berada di kapal melanjutkan perjalanan kita atau kembali ke kampung halaman masing - masing.

Satu hal pintaku, jadilah manusia yang berharga, jadilah manusia yang tangguh, jadilah manusia yang hanya takut pada penciptanya saja. Jadilah lentera penerang sekeliling kalian, tumbuh dan perkembanglah menjadi generasi - generasi pembentuk peradaban.

Siapapun dan berapapun yang tetap kembali ke kapal, kapal kita akan tetap berlayar, mengarungi lautan, menemukan hal -hal baru, menciptakan kisah - kisah baru, mencatat sejarah untuk generasi - generasi berikutnya.

Dalam gelap kokoh bagai lilin,
Sebatang kara menyala,
Begitu indah nyala darinya api,
Tak ragu cibiran gelap kala dirinya akan menghilang,
Tiada takut berkorban dalam dinginnya sepi,
Membakar diri demi melihat indahnya kegelapan malam.

Teruntuk generasi yang menemaniku menuju ujung lautan.

Ibu Kota, 2 Januari 2017

Akhukumfillah Sekum Faris 2016/2017

Menulis dan Peradaban

Waktu terus berjalan. Detik demi detik bergulir bersemayam dalam hembusan angin, melanglang Buana menjelajah semesta. Zaman telah lama berganti. Masa - masa keemasan yang dulu pernah menghiasi daratan eropa, hilang bagai dongeng tak berbekas. Hilang ditelan dinginnya tangan - tangan kapitalis. Peradaban islam, apakah hanya sekedar dongeng sebelum tidur?

Seperti itulah, sepenggal kisah yang diwasiatkan kepada diri penulis. Kisah pertama yang membuat penulis menenggelamkan diri di ruangan sunyi. Sebuah ruangan yang menjadi tempat berdiamnya sosok muda penuh semangat, penimang diri penulis.

Buku adalah harta yang tak ternilai harganya. Tempat bersemayamnya ilmu - ilmu yang menghiasi gelapnya malam. Buku adalah guruku,  kata beliau. Buku - buku inilah yang telah mendidikku,  dan akan mendidikmu kelak. Dari buku - buku inilah kita mengenal masa lalu, mengenal masa - masa kejayaan islam, mengenal betapa megahnya sebuah zaman keemasan.

Eropa, benua biru itu, tidak disangka, disanalah tempat bersemayamnya peradaban itu, di sana pula tempat terkuburnya peradaban itu. Persia, Yunani, dan Romawi. Tempat lahirnya karya - karya masterpiece yang menelurkan begitu banyak ilmuwan - ilmuwan di masa lalu.

Lalu apa yang menyebabkan peradaban itu hilang bak dongeng belaka? Apa yang terjadi sehingga terjadi kemunduran yang dahsyat itu? Salah satu penyebab mendasar adalah menghilangnya tradisi membaca dan menulis. Tradisi yang dahulu begitu populer di zamannya. Tradisi yang populer oleh ulama - ulama kita, kini hilang, lenyap tak berbekas. Bahkan telah terjadi perpindahan tradisi yang merubah kiblat ilmu, menjadi simbol kebanggaan orang - orang barat.

Hilangnya tradisi menulis dari umat islam, hilanglah peradabannya. Yang kita lihat kini, sejarah - sejarah hanya menjadi candu, hanya menjadi kenangan nostalgia, hanya menjadi gemerlap sinar di malam hari yang hilang di siang hari.

Buku adalah faktor kemajuan. Darinya, menetaslah pola pikir kritis, nalar yang cerdas. Menjadi pondasi bangunan yang kokoh.

Ingatkah kalian dengan kejayaan - kejayaan islam? Apakah kalian hanya akan menjadi penonton saja? Apakah kalian akan akan membiarkan sejarah hanya sebatas dongeng saja? Relakah kalian hidup dalam kekosongan? Dimana semangatmu wahai pemuda - pemudi islam?

Tidak malukah kita terhadap ulama - ulama kita? Siang malam ulama - ulama kita menghabiskan waktunya untuk mengkaji dan mengkaji ilmu. Membaca dan menulis puluhan bahkan ratusan buku.

Dimana peranmu? Sesibuk apakah dirimu? Akankah kita akan membiarkan ilmu - ilmu itu hilang ditelan zaman? 

Kencangkan ikat pinggangmu, genggam penamu, buka bukumu, buka matamu, buka hati dan fikiranmu. Kembalikan peradaban yang hilang.