Tabel (Latex)

oleh :
arif zainurrohman








Ibu Kota, 26 juni 2014

akhukumfillah arifzainurrohman

Daftar isi (Latex)

oleh :
arif zainurrohman









Ibu Kota, 26 juni 2014

akhukumfillah arifzainurrohman

segitiga

oleh :
arif zainurrohman

uses crt;
var
baris,kolom:integer;
begin
clrscr;
for baris:= 1 to 5 do
begin
for kolom:= 5 downto baris  do
write(kolom);
writeln;
end;
readln;
end.

uses crt;
var
        Bahasa:string[20];
        urutan,posisi:integer;
begin
        clrscr;
        bahasa:='54321';
        for urutan:= 1 to 5 do
        begin
        posisi := 7-urutan;
        delete(Bahasa,posisi,1);
        writeln(Bahasa);
end;
readln;
end.



Ibu Kota, 26 juni 2014

akhukumfillah arifzainurrohman

Bilangan Prima Delphi (Console Aplication)

oleh :
kelompok 12

program Project2;

{$APPTYPE CONSOLE}

uses
  SysUtils;
var
a,b,c,x : integer;

BEGIN
      write('Masukan Bilangan Prima sampai : '); readln(x);
      for a:= 1 to x do
      Begin;
      c:=0;
      for b:=1 to a do
      Begin;
      if a mod b=0 then
      c:=c+1;
      end;

      if c=2 then
      begin;
      write(a,' ');
      write('');
      end;
      end;

      readln;
END.


Ibu Kota, 26 juni 2014

akhukumfillah arifzainurrohman

Program Kepolisian


oleh :
arif zainurrohman


def menu():
os.system('cls')
print "\t\t\tSelamat Datang di Program Polisi"
print "\t\t-----------------------------------------------"
print "\t\t     Aplikasi Pengarsipan Laporan Kepolisian"
print
print "\t\t\t1. Laporan Polisi"
print "\t\t\t2. Laporan Kehilangan"
print "\t\t\t3. Admin"
print "\t\t\t4. Keluar"
salahdua()
             
def menuadmin():
os.system('cls')
print "\t\t\tMenu Admin"
print
print "\t\t\t1. Pelapor"
print "\t\t\t2. Laporan Visum"
print "\t\t\t3. SKCK"
print "\t\t\t4. Keluar"
salahtiga()
               
def masuk ():
os.system ('cls')
username = ""
print
print
while not username:
username = raw_input("\t\t\tNama: ")

password = ""
while not password:
password = raw_input("\t\t\tPassword: ")

if username == "a" and password == "a":
os.system('cls')
print("Selamat Datang")
security = 5
menuadmin()
else:
menu()

def laporanpolisi () :
os.system('cls')
print "\t\t\t\tDATA LAPORAN"
laptgl = raw_input("\tTanggal Lapor : ")
lapnolaporan = raw_input("\tNo. Laporan : ")
lapidpelapor = raw_input("\tId Pelapor : ")
lapidterlapor = raw_input("\tId Terlapor : ")
lapidkorban = raw_input("\tId Korban : ")
lapnamasaksi = raw_input("\tNama Saksi : ")
lapalmtsaksi = raw_input("\tAlamat Saksi : ")
lapwktterjadi = raw_input("\tWaktu Terjadi : ")
laptkp = raw_input("\tTempat Terjadi : ")
lapkejadian = raw_input("\tApa yang Terjadi : ")
lapbrgbukti = raw_input("\tBarang bukti : ")
lapkronologi = raw_input("\tKronologi : ")
               
os.system('cls')
               
print ("\t\tKepolisian Negara")
print
print ("\t\t-------------------------------------------------------")
print
print ("\t\tTanggal Lapor : "), laptgl
print ("\t\tNO POL : "), lapnolaporan
print ("\t\t-------------------------------------------------------")
print
print ("\t\tNama Saksi : "), lapnamasaksi
print ("\t\tALamat Saksi : "), lapalmtsaksi
print ("\t\tWaktu Terjadi : "), lapwktterjadi
print ("\t\tTempat Terjadi : "), laptkp
print ("\t\tApa yang Terjadi : "), lapbrgbukti
print ("\t\tBarang Bukti : "), lapkronologi
print
print
print
salahsatu()

def laporhilang () :
os.system('cls')

print "\t\t\t\tDATA LAPORAN"
laphilnama = raw_input("\tNama : ")
laphilnolapor = raw_input("\tNo. Lapor : ")
laphiljeniskelamin = raw_input("\tJenis Kelamin : ")
laphilttl = raw_input("\tTempat Tanggal Lahir : ")
laphilsubang = raw_input("\tSuku/Bangsa : ")
laphilagama = raw_input("\tAgama : ")
laphilpekerjaan = raw_input("\tPekerjaan : ")
laphilalmt = raw_input("\tAlamat : ")
laphilhari = raw_input("\tHari Terjadi : ")
laphilwktterjadi = raw_input("\tWaktu Terjadi : ")
laphiltanggal = raw_input("\tTanggal Terjadi : ")
laphiltkp = raw_input("\tTempat Terjadi : ")
laphilkejadian = raw_input("\tApa yang Terjadi : ")

os.system('cls')
             
print ("\t\t\tSURAT TANDA BUKTI LAPOR KEHILANGAN")
print ("\t\t-------------------------------------------------------")
print ("\t\tNO POL : "), laphilnolapor
print
print ("\t\tPada hari, "), laphilhari ,("Tanggal, "),laphiltanggal,("pukul "),laphilwktterjadi,("WIB ")
print ("\t\tTelah datang ke kantor kepolisian , Seseorang yang mengaku :")
print
print ("\t\tNama : "), laphilnama
print ("\t\tJenis Kelamin : "), laphiljeniskelamin
print ("\t\tTempat Tanggal Lahir : "), laphilttl
print ("\t\tSuku/Bangsa : "), laphilsubang
print ("\t\tAgama : "), laphilagama
print ("\t\tPekerjaan : "), laphilpekerjaan
print ("\t\tAlamat : "), laphilalmt
print
print
print
salahsatu()
       
def laporanvisum () :
os.system('cls')
print "\t\t\t\tDATA LAPORAN"
tgllap = raw_input("\tTanggal Lapor : ")
novisum = raw_input("\tNo. Visum : ")
nama = raw_input("\tNama : ")
umur = raw_input("\tUmur : ")
jeniskelamin = raw_input("\tJenis Kelamin : ")
alamat = raw_input("\tAlamat : ")
agama = raw_input("\tAgama : ")
kebangsaan = raw_input("\tKebangsaan : ")
pekerjaan = raw_input("\tPekerjaan : ")
haritgl = raw_input("\tHari, Tanggal : ")
tkp = raw_input("\tTempat Kejadian : ")
               
os.system('cls')
                               
print ("\t\tTanggal Lapor : "), tgllap
print ("\t\tNo. Visum : "), novisum
print ("\t\tNama : "), nama
print ("\t\tUmur : "), umur
print ("\t\tJenis Kelamin : "), jeniskelamin
print ("\t\tAlamat : "), alamat
print ("\t\tAgama : "), agama
print ("\t\tKebangsaan : "), kebangsaan
print ("\t\tPekerjaan : "), pekerjaan
print ("\t\tHari, Tanggal : "), haritgl
print ("\t\tTempat Kejadian : "), tkp
print
salahempat()
               
               
def pelapor () :
os.system('cls')
print "\t\t\t\tDATA PELAPOR"
tglpelapor = raw_input("\t\tTanggal Lapor : ")
idpelapor = raw_input("\t\tID Pelapor : ")
namapelapor = raw_input("\t\tNama : ")
pekerjaanpelapor = raw_input("\t\tUmur : ")
jenisklmpelapor = raw_input("\t\tJenis Kelamin : ")
alamatpelapor = raw_input("\t\tAlamat : ")
agamapelapor = raw_input("\t\tAgama : ")
kebangsaanpelapor = raw_input("\t\tKebangsaan : ")
               
os.system('cls')
print ("\t\t\t\tDATA PELAPOR")
print              
print ("\t\tTanggal Lapor : "), tglpelapor
print ("\t\tNama : "), namapelapor
print ("\t\tPekerjaan : "), pekerjaanpelapor
print ("\t\tJenis Kelamin : "), jenisklmpelapor
print ("\t\tAlamat : "), alamatpelapor
print ("\t\tAgama : "), agamapelapor
print ("\t\tKebangsaan : "), kebangsaanpelapor
salahempat()
                             
def skck () :
os.system('cls')
print "\t\t\t\tDATA LAPORAN"
skcktglpelapor = raw_input("\t\tTanggal : ")
skcknolapor = raw_input("\t\tNo. POL : ")
skckidpelapor = raw_input("\t\tID Pelapor : ")
skcknoktp = raw_input("\t\tNo. KTP : ")
skcknamapelapor = raw_input("\t\tNama : ")
skckkelahiran = raw_input("\t\tTempat tgl lahir : ")
skckpekerjaanpelapor = raw_input("\t\tPekerjaan : ")
skckjenisklmpelapor = raw_input("\t\tJenis Kelamin : ")
skckalamatpelapor = raw_input("\t\tAlamat : ")
skckagamapelapor = raw_input("\t\tAgama : ")
skckkebangsaanpelapor = raw_input("\t\tKebangsaan : ")
skckkeperluan = raw_input("\t\tKeperluan : ");
               
os.system('cls')
print ("\t\tSurat Keterangan Catatan Kepolisian")
print ("\t-------------------------------------------------")            
print ("\t\tNO .POL : "), skcknolapor
print
print ("\t1. Kepala Kepolisian dengan ini menerangkan bahwa : ")
print ("\t\tNama : "), skcknamapelapor
print ("\t\tTempat tanggal lahir : "), skckkelahiran
print ("\t\tKebangsaan : "), skckkebangsaanpelapor
print ("\t\tAgama : "), skckagamapelapor
print ("\t\tPekerjaan : "), skckpekerjaanpelapor
print ("\t\tAlamat : "), skckalamatpelapor
print ("\t\tNo. KTP : "), skcknoktp
print ("\t   Setelah diadakan penelitian hingga saat dikeluarkan surat keterangan ")
print ("\t   ini yang didasarkan kepada : ")
print ("\t\ta. Catatan kriminal yang ada ")
print ("\t\tb. Surat Keterangan dari aarat Desa/Lurah ")
print ("\t\tc. Daftar pelaku/anggota organisasi dan atau gerakan terlarang ")
print ("\t   Maka dinyatakan sebagai berikut : ")
print ("\t   Yang bersangkutan tidak tercatat, terlibat dalam perkara pidana ")
print ("\t   maupun pelanggaran Hukum lainnya ")
print ("\t2. Surat Keterangan ini dibuat untuk keperluan : "), skckkeperluan
print ("\t3. Berlaku dari tanggal : "), skcktglpelapor
print ("\t   Sampai tanggal : "), skcktglpelapor
print ("\t4. Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk ")
print ("\t   digunakan seperlunya")
print
print
salahempat()
def salah() :
os.system('cls')
ulang = 'y'
ulang = raw_input("\t\t\tInput Ulang [Y/N] : ")
if ulang == 'y':
menu()
else:
print
def salahempat () :

ulang = 'y'
ulang = raw_input("\t\t\tInput Ulang [Y/N] : ")
if ulang == 'y':
print
else:
menuadmin()

def salahlima () :
ulang = 'y'
ulang = raw_input("\t\t\tInput Ulang [Y/N] : ")
if ulang == 'y':
menuadmin()
else:
menu()
def salahsatu() :

ulang = 'y'
ulang = raw_input("\t\t\tInput Ulang [Y/N] : ")
if ulang == 'y':
print
else:
menu()
def salahdua () :
pilihan = raw_input("\t\t\tpilihan : ")
while True:
if pilihan == "1":
laporanpolisi()
elif pilihan == "2":
laporhilang()
elif pilihan == "3":
masuk()
else:
salah()
def salahtiga () :
pilihan = raw_input("\t\t\tpilihan : ")
while True:
if pilihan == "1":
pelapor()
elif pilihan == "2":
laporanvisum()
elif pilihan == "3":
skck()
elif pilihan == "4":
salahlima()
else:
salahlima()

 #Program Utama
import os
menu()



Ibu Kota, 26 juni 2014

akhukumfillah arifzainurrohman

Ubiquitous computing



ubiquitous = dimana - mana
computing = mengoperasikan komputer


     Jadi ubiquitous computing itu sendiri adalah interaksi dengan computer dimana saja, kapan saja. esensi dari komputer itu sendiri adalah alat elektronik yang memiliki processor .( input-proses-output sudah tidak relevan lagi karena kalukulator tidak memiliki processor - kata dosen ana)


     Tidak semua alat yang memiliki processor itu juga bisa disebut ubiquitos computing. Ubiquitos computing itu sendiri adalah sesuatu yang tampak mustahil dalam fikiran manusia tapi bisa diwujudkan dalam dunia nyata. Dan ubiquitous computing itu sendiri adalah fungsi tambahan dan bukan fungsi utama dan tidak menghilangkan fungsi utama. Yang terpenting adalah ubiquitous computing itu tidak nampak seperti wujud komputer seperti yang beredar sekarang ini.

     contoh satu : Helm 360 derajat. Helm ini memiliki kemampuan untuk memungkinkan penggunanya dapat melihat dalam radius arah 360 derajat, jadi ketika pengguna ingin memundurkan kendaraan atau ingin berbelok, pengguna tidak perlu lagi menolehkan kepala, cukup melihat pada kaca yang terdapat pada helm. Dan juga syarat dari ubiquitous ini harus mampu mengidentifikasi empunya atau pemiliknya agar tidak sembarang orang dapat menggunakannya. 

     contoh dua : e-learning, e-learning adalah sistem belajar jarak jauh, dan tentunya ada perangkat yang digunakan semacam komputer.

     Nah dari kedua contoh diatas sudah dapat dibedakan mana ubiquitos dan mana yang bukan, dari contoh pertama adalah ubiquitous, karena wujud dari komputernya tidak nampak dan tidak menghilangkan fungsi utamanya berfungsi sebagai helm, tetapi memiliki fungsi tambahan kemampuan melihat 360 derajat, dan akan sangat nampak berbeda dengan contoh dua, dimana wujud dari komputernya nampak jelas, dan yang dioperasikan adalah komputer. 

Kuliah KSI
Ibukota , 8 juni 2014
akhukumfillah arifzainurrohman

Caraku mencintai tanah ini, Indonesia

     Apa itu cinta ? bagaimana mencinta ? mengapa mencinta ? tidak sedikit orang yang tidak tahu dan bahkan salah mengartikan kata cinta itu sendiri. kata orang cinta adalah sebuah rasa atau emosi yang timbul karena suatu ketertarikan atau rasa simpati pada sesuatu. Cinta membuat orang untuk rela melakukan banyak hal untuk sesuatu yang dicintainya.

     Pada tulisan kali ini arti kata cinta akan penulis persempit dengan kalimat "Aku cinta indonesia". Jadi cinta yang akan dibahas disini adalah cinta pada indonesia. Dan pastinya Cinta yang menimbulkan sikap positif. apa sih cinta indonesia itu ? Menurut dosen penulis, cinta indonesia itu adalah salah satu dari bentuk pengamalan nilai - nilai pancasila dalam kehidupan sehari - hari. Ada pula yang berpendapat bahwa cinta indonesia berarti rela berkorban sepenuh hati untuk indonesia. Ya, itu tadi adalah pendapat dari beberapa orang, mungkin akan masih ada banyak lagi mengingat ada banyak manusia di indonesia ini.

     Lalu setelah ita tahu apa itu cinta, maka akan timbul pertanyaan "mengapa kita cinta ?" "untuk apa kita cinta". Pernah suatu ketika penulis tanyakan pada sesorang, antum bilang antum cinta indonesia,  kenapa sih antum cinta indonesia ? orang itu mengatakan karena indonesia itu memiliki bermacam  macam bahasa, karena ia lahir di indonesia, minum airnya, dll. Tidak sedikit pula orang - orang yang cinta indonesia karena pemandangan alamnya dan wisata - wisata, ada pula yang cinta indonesia karena keragaman budayanya, keragaman makanannya, dan yang paling penting orang indonesia itu ramah - ramah (sopan - sopan). Lalu bagaimana dengan penulis sendiri ? apa yang membuat penulis cinta dengan indonesia ? Tentu ada banyak hal yang membuat penulis cinta dengan indonesia ini, yang paling berkesan tentulah keberagaman makanan khas daerah dan budayanya.

     Lalu bagaimana cara mencintai indonesia ? Sebetulnya ada banyak cara dan banyak kesempatan serta bentuk upaya untuk mencintai indonesia ini. Ada beberapa teman dari penulis yang mengatakan bahwa belajar dengan rajin dan jujur itu sudah termasuk bentuk dari mencintai indonesia, lalu penulis pun merasa penasara, kenapa hal seperti itu bisa dikatakan upaya untuk cinta indonesia ? teman penulis menjawab bahwa pada zaman dahulu dan dari pengamatannya pada orang - orang jawa, ia katakan bahwa mereka adalah orang yang ramah - ramah dan selalu menjaga kepercayaan dan amanah yang telah diberikan pada mereka. Dengan meneladani mereka dan menjadi pribadi yang baik itu sudah cukup untuk mencintai indonesia karena perilaku dari penduduk suatu negara akan menjadi cermin bagi negara itu.

     Ada pula yang mencintai indonesia dengan ikut serta berbagi ilmu dan informasi, menjaga kebersihan, mencoba membuat kreativitas, melestarikan budaya dan permainan masa kanak kanak dahulu, mainan yang sudah sangat dilupakan, mungkin permainan seperti ingkling, congklak, bentik, kelereng dan lainnya sudah sangat jarang dimainkan oleh anak anak masa sekarang ini, seperti kehilangan identitas saja.

      Lalu bagaimana cara penulis mencintai indonesia ? Menurut penulis cinta itu bukan hanya sekedar rasa tapi juga butuh tindakan yang konkret melalu blog dan tulisan ini penulis mencoba untuk berbagi informasi dan ilmu yang telah penulis dapat selama perjalanan hidup penulis. berbagi ilmu,berbagi informasi,berbagi semangat melalui tulisan, inilah cara yang baru dapat penulis lakukan untuk saat ini. Semoga di waktu - waktu mendatang ada semacam karya nyata yang dapat penulis persembahkan sebagai rasa cinta terhadap tanah air ini, Indonesia.
 
 
 
Ibu Kota, 6 juni 2014
akhukumfillah arifzainurrohman

Kebudayaan, Wayang dan Jatilan dalam ingatan penulis

    Kota DIY merupakan salah satu kota yang menyandang nama istimewa selain DIA,  pemberian nama istimewa ini memiliki beberapa alasan yang kuat, salah satunya  adalah kebudayaan yang telah melekat. Beberapa kebudayaan yang masih penulis ingat serta pernah saksikan diantaranya adalah wayang dan jatilan.

    Hanya sedikit yang dapat penulis saksikan dan rasakan dari kebudayaan di Yogyakarta dikarenakan usia penulis yang masih belia ketika itu dan keterbatasan kesempatan untung mengeksplor kota Yogyakarta. Beberapa budaya yang pernah penulis saksikan adalah wayang dan jatilan.

    Budaya wayang seperti sebuah teater atau drama yang diperankan oleh wayang dan digerakkan oleh seseorang yang disebut dalang. Cerita yang diekspresikan dengan wayang ini ada beberapa macam diantaranya adalah cerita mahabarata dan ramayana wayang yang pernah penulis saksikan adalah wayang kulit, mengenai cerita yang dilakonkan penulis tidak memperhatikan dengan benar dikarenakan usia penulis yang masih sangat muda. peristiwa itupun terjadi sudah sangat lama dan hanya satu kali saja penulis melihat wayang itu. ( afwan ). Acara wayang yang penulis saksikan waktu itu , acara yang diadakan untuk menyambut hari kemerdekaan RI, acaranya malam sekali, dan hanya sebentar saja penulis menyaksikan dan
lebih memilih pulang.

     Wayang kulit yang menjadi budaya di Yogyakarta adalah wayang Gragag atau wayang kulit gaya Yogyakarta. Dalam acara wayang tidak hanya menampilkan wayang dan suara dari dalangnya saja. Akan tetapi diiringi juga dengan musik gamelan. Wayang menjadi budaya yang sangat populer. Bahkan sampai sekarangpun penulis rasa acara wayang ini masih sering diadakan. Ternyata bukan hanya wayangnya saja yang populer, dalangnya pun turut populer.

     Kebudayaan yang pernah penulis saksikan selanjutnya adalah jatilan. Jatilan berbeda dengan wayang, penulis cukup sering dan sangat suka dengan kebudayaan yang satu ini. Peminat Jatilan dari apa yang penulis lihat (masa kecil dulu) juga banyak. Penonton Jatilan selalu banyak memenuhi tempat, bahkan ada dari beberapa acara, penulis lihat ada beberapa penonton yang melihat dari atas pohon, ada yang datang dari desa lain, dan masih banyak peristiwa - peristiwa menarik lainnya (Di Kabupaten kulon progo terdapat banyak desa yang dipisahkan oleh sawah, jalan, dan sungai).

     Jatilan adalah kebudayaan yang dimainkan dengan berbagai alat, seperti pakaian atau costume sesuai perannya seperti peran anoman atau monyet dan peran - peran lainnya, kuda - kudaan yang terbuat dari anyaman bambu dihiasi sehingga menyerupai kuda sungguhan, tidak lupa pula cambuk untuk kudanya (^_^). Nama kuda - kudaan ini sering disebut jaran kepang, kalau penulis tidak lupa ada juga lagu yang judulnya jaran kepang (^_^).

     Jatilan ini biasanya dimulai dengan tarian - tarian dari para pemeran. Seolah - olah seperti sedang memperkenalkan para pemeran dan peran yang akan dipertunjukkan. Jatilan ini tidak kalah dari wayang, alunan musik gamelan juga mengiringi jalannya pementesan. Musik yang dialunkan bermula dengan alunan yang pelan namun tetap indah menciptakan harmoni yang selaras dengan jalannya acara.  Kemudian semakin lama alunan musiknya menjadi semakin cepat. Dari pengalaman penulis lagu  yang dimainkan ada beberapa lagu. Bahkan adapula penonton yang meminta tambah lagunya (mungkin mereka kurang puas (^_^) ).

     Ada suatu momen yang membuat penulis agak tidak suka, tetapi ada beberapa dari penonton yang sangat menunggu momen itu. Ya, momen itu momen disaat ada dari beberapa pemeran atau penari yang kerasukan roh (menurut pendapat beberapa orang). Apa yang membuat penulis merasa agak tidak suka ? momen dimana penari mulai kerasukan roh, tindakannya menjadi tidak menentu dan tidak sesuai dengan irama musiknya lagu dan tidak sesuai dengan perannya lagi. Tindakan penari yang kerasukan itu cukup merepotkan. Pernah suatu ketika seorang penari yang kerasukan menabrakkan dirinya di depan pagar tepat
didepan tempat penulis berdiri. Dan apa yang terjadi ? yang terjadi adalah berhamburannya penonton yang berdiri ditempat itu. Mereka berhamburan enyingkir tapi tidak tampak wajah panik melainkan wajah bahagia (=,=), Sesuatu ekspresi yang bertolak belakang dengan peristiwa yang terjadi. Mungkin mereka berfikir itu menyenangkan tapi entah bagaimana dengan keadaan sang pemeran atau penari.

    Namun Tidak perlu ada yang dikhawatirkan (sepertinya) karena dalam setiap acara jatilan selalu ada seseorang yang (menurut pendapat orang - orang) disebut pawang roh. Dari apa yang penulis saksikan, pawang roh ini keluar ketika penari atau pemeran itu kerasukan. Ada beberapa penari yang langsung bisa normal kembali dan ada beberapa yang cukup sulit untuk normal kembali. Momen ketika pawang roh menormalkan penari ini cukup menarik juga, terlebih lagi ketika ada penari yang sudah normal namun kembali lagi kerasukan.

    Sebenarnya budaya yang ada di kota DIY cukup banyak, namun penulis hanya menuliskan berdasarkan pengalaman pribadi penulis.

Ibu kota , 17 mei 2014
akhukum fillah arif zaiurrohman