Menulis dan Peradaban

Waktu terus berjalan. Detik demi detik bergulir bersemayam dalam hembusan angin, melanglang Buana menjelajah semesta. Zaman telah lama berganti. Masa - masa keemasan yang dulu pernah menghiasi daratan eropa, hilang bagai dongeng tak berbekas. Hilang ditelan dinginnya tangan - tangan kapitalis. Peradaban islam, apakah hanya sekedar dongeng sebelum tidur?

Seperti itulah, sepenggal kisah yang diwasiatkan kepada diri penulis. Kisah pertama yang membuat penulis menenggelamkan diri di ruangan sunyi. Sebuah ruangan yang menjadi tempat berdiamnya sosok muda penuh semangat, penimang diri penulis.

Buku adalah harta yang tak ternilai harganya. Tempat bersemayamnya ilmu - ilmu yang menghiasi gelapnya malam. Buku adalah guruku,  kata beliau. Buku - buku inilah yang telah mendidikku,  dan akan mendidikmu kelak. Dari buku - buku inilah kita mengenal masa lalu, mengenal masa - masa kejayaan islam, mengenal betapa megahnya sebuah zaman keemasan.

Eropa, benua biru itu, tidak disangka, disanalah tempat bersemayamnya peradaban itu, di sana pula tempat terkuburnya peradaban itu. Persia, Yunani, dan Romawi. Tempat lahirnya karya - karya masterpiece yang menelurkan begitu banyak ilmuwan - ilmuwan di masa lalu.

Lalu apa yang menyebabkan peradaban itu hilang bak dongeng belaka? Apa yang terjadi sehingga terjadi kemunduran yang dahsyat itu? Salah satu penyebab mendasar adalah menghilangnya tradisi membaca dan menulis. Tradisi yang dahulu begitu populer di zamannya. Tradisi yang populer oleh ulama - ulama kita, kini hilang, lenyap tak berbekas. Bahkan telah terjadi perpindahan tradisi yang merubah kiblat ilmu, menjadi simbol kebanggaan orang - orang barat.

Hilangnya tradisi menulis dari umat islam, hilanglah peradabannya. Yang kita lihat kini, sejarah - sejarah hanya menjadi candu, hanya menjadi kenangan nostalgia, hanya menjadi gemerlap sinar di malam hari yang hilang di siang hari.

Buku adalah faktor kemajuan. Darinya, menetaslah pola pikir kritis, nalar yang cerdas. Menjadi pondasi bangunan yang kokoh.

Ingatkah kalian dengan kejayaan - kejayaan islam? Apakah kalian hanya akan menjadi penonton saja? Apakah kalian akan akan membiarkan sejarah hanya sebatas dongeng saja? Relakah kalian hidup dalam kekosongan? Dimana semangatmu wahai pemuda - pemudi islam?

Tidak malukah kita terhadap ulama - ulama kita? Siang malam ulama - ulama kita menghabiskan waktunya untuk mengkaji dan mengkaji ilmu. Membaca dan menulis puluhan bahkan ratusan buku.

Dimana peranmu? Sesibuk apakah dirimu? Akankah kita akan membiarkan ilmu - ilmu itu hilang ditelan zaman? 

Kencangkan ikat pinggangmu, genggam penamu, buka bukumu, buka matamu, buka hati dan fikiranmu. Kembalikan peradaban yang hilang.

Masjid




أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

“Orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At Taubah : 18)

Sebaik - baik tempat di muka bumi adalah masjid. Masjid adalah kepunyaan Allah Ta'ala. Ketika hijrah, bangunan pertama yang dibangun adalah masjid. Masjid menjadi pusat kegiatan muslim. Masjid bukan sekedar tempat ibadah saja. Masjid menjadi tempat diskusi, menjadi tempat belajar, menjadi tempat baitul maal dan sebagainya.

Masjid bukan pasar, masjid bukan tempat makar. Sedih rasanya melihat masjid yang lusuh, melihat masjid tak terawat, melihat masjid tanpa suara adzan, melihat masjid tanpa suara kalam ilahi, melihat masjid tanpa suara sabda nabi, melihat masjid tanpa anak - anak belajar Al - Qur'an.

Di zaman ini, begitu banyak orang - orang berlomba - lomba membangun masjid. Megah dengan gambaran yang mewah, megah dengan memperkaya fasilitas, megah dengan menghias setiap bagiannya. Namun sayang, bukan itu yang menjadi inti dari pemakmuran masjid. Jangan jadikan masjid sebagai pajangan penghias lingkungan. Masjid bukan tempat kalian membangga - banggakan jerih payah kalian. Masjid bukan panggung tempat kalian beratraksi. Masjid bukan tempat kalian mencari kekayaan. Masjid bukan tempat kalian mencari OTORITAS. Masjid bukan tempat kalian membuat MAKAR. Betapa banyak masjid megah dan mewah namun sepi jama'ah. Kenyamanan tidak bisa diperoleh dengan kemegahan dan kemewahan. Kenyamanan tidak bisa diperoleh dengan MAKAR.

Kalaulah yang dimaksud dengan memakmurkan masjid adalah dengan bermegah - megahan dan bermewah - mewahan tentu geraja - gereja itu lebih berhak mendapat julukan "sebaik - baik tempat" di bumi. Bahwa apa yang dimaksud dengan memakmurkan masjid adalah menjaga keterawatan masjid, kebersihan masjid, menghias masjid dengan seyum dan keramahan dari pengurusnya. Menyambut baik aspirasi jama'ah, bukan memprovokasi jama'ah untuk mengabulkan keinginan jama'ah. Meramaikan majelis ilmu, meramaikan shalat jama'ah dan kegiatan positif lainnya.

Fenomena di masjid tempat penulis biasa singgah, menjadi pelajaran bagi penulis dan mengingatkan kembali betapa berbahayanya bujuk lembut setan dalam mempengaruhi para pengurus masjid.

Nas'alullah as-salamah wal 'afiyah


akhukumfillam arifzainurrohman

Ibu Kota, 12 Desember 2016

Pekerja Keras

Mengutip tulisan akh ghifar :
"Sepanik apakah dirimu ?  Hingga idealismu dalam agama ini hilang sejenak ? Tenangkan dirimu, tidakkah kau ingat rabbmu ?"
Dalam sebuah diskusi ringan beberapa waktu lalu, terdapat seorang teman yang menceritakan tentang seseorang yang memiliki banyak konstribusi. Yang menjadi poin diskusi adalah semangat dan konstribusi. Seseorang dengan semangat yang tinggi telah memberikan beberapa konstribusi. (Kata orang)
Namun sayang sekali, sebuah pekerjaan yang mulia hanya akan dilakukan dengan cara - cara yang mulia dan hanya dilakukan oleh orang - orang yang mulia. Timbul beberapa pertanyaan dalam diskusi tersebut. Apakah hanya hasil yang ada difikirannya ? Apakah ia tidak memperhatikan proses dan niatnya ? Apakah prosesnya hanya menjadi sebuah jembatan untuk mencapai tujuannya ? Tidakkah ia berusaha untuk menikmati dan memperbaiki ketika melewati jembatan itu ? Dan apakah hasil yang telah ia capai sekarang ini benar - benar hasil dari apa yang diniatkannya dahulu kala ? Apakah ia menikmati hasilnya sekarang ? Maniskah buah dari hasil pekerjannya ?
Sebuah hasil adalah bentuk perwujudan dari sebuah niat yang konsisten dalam setiap proses. Konsiten antara niat dan hasil yang dijaga dalam setiap proses menjadi tantangan tersendiri.
Sebagaimana siklus air, diawali dengan air yang kemudian menjadi air kembali. Pemanasan air laut oleh matahari, kemudian berevaporasi, dan jatuh lagi  sebagai presipitasi dalam bentuk hujan,  salju,  hujan es,  dan salju.  Semua kembali menjadi air. Siapakah yang tetap menjaga siklus air tersebut? Siapa yang dapat menjaga niat agar tetap konsisten dengan perkataan dan perbuatan?
Dakwah adalah perbuatan yang mulia, awalilah dengan niat yang mulia, lakukan dengan cara - cara yang mulia, dan capailah hasil dakwah yang mulia.
Buanglah jauh - jauh tujuan - tujuan pribadi, jangan kotori dakwah dengan pemikiran - pemikiran menyimpang. Konsistensikan niat dalam setiap perkataan dan perbuatan untuk mencapai hasil yang baik.
Bilalah seseorang semangat dan banyak berkontribusi, jujur dalam hal keuangan, namun melanggar prosedur dan memiliki tujuan pribadi serta berakhlak tercela,  maka ia tak ubahnya seperti sebuah tannaman berduri penghias taman. Fungsinya hanya sebatas pelengkap keanekaragaman tanaman. Tampak kecil dipandangan mata namun menyakiti bila didekati.
Qultu :
"Pelaku kerja keras tanpa mempertimbangkan niat dan proses, hanya sebatas berfikir untuk tujuannya,  tak lebih dari sekedar "pekerja keras" saja. Tak ada manfaat yang dapat diambil darinya."
Apakah rela kau jual agamamu untuk tujuan - tujuan pribadimu ? Semoga Allah Ta'ala menjauhkan diri ini dari benalu - benalu agama.
Perbaikilah niat, perbaikilah proses, untuk mencapai hasil yang bermanfaat.
Nas'alullah as-salamah wal 'afiyah
Akhukumfillah arifzainurrohman
Ibu kota , 6 Desember 2016

Performance : Yang Ditampakkan dan Yang Disembunyikan

Oleh :
arifzainurrohman
Masih ingat dengan peristiwa akbar di bumi pertiwi ini? Negeri yang penduduknya memiliki sifat ramah dan santun.  Negeri yang penduduknya memegang Teguh akan ajaran - ajaran lembut dari pada pendahulunya.  Negeri yang tenang dan damai.  Negeri yang penduduknya menjunjung tinggi nilai - nilai adab dan norma. Negeri yang dihiasi dengan senyum,  canda,  dan tawa.
Tapi apa yang terjadi? Kedamaian itu sontak terguncang dengan perilaku seseorang yang sama sekali tidak diwariskan oleh para pendahulu kami. Tidak pula dicontohkan oleh ustadz - ustadz dan guru - guru kami. Dengan pongahnya dia melakukan hal yang tercela itu. Siapa ia? Mengapa ia berbuat demikian? Mengatasnamakan nama orang lain untuk ambisinya. Menjual nama orang lain untuk menjalankan ambisinya. Mengkritisi apa - apa yang seharusnya bukan menjadi kewajiban dan haknya. Apa ambisinya?
Telah banyak kebohongan bertebaran memekikkan telinga. Telah banyak perilaku yang merusak pandangan mata. Merusak stabilitas lingkungan. Seseorang yang lebih dahulu mengenyam kehidupan seharusnya memberikan contoh atau teladan yang baik bagi yang lebih muda. Tidak layak bagi seorang kakak tingkat membohongi adik tingkatnya. Menghasut dan menebar fitnah di dalam bangunan yang suci itu.
Bagi kami, kalau kalian bekerja keras dan mengikuti peraturan atau prosedur dengan baik (termasuk kejujuran dalam hal keuangan)  pastilah perfomance kalian Bagus,  seperti para profesional di tempat - tempat megah, tapi sayang,  itu hanya sebatas kerja keras saja, bukan orang yang patut untuk diteladani atau dihormati.
Pada kenyatannya untuk sekarang ini, anda hanya sebatas pekerja keras saja,  bukan suri tauladan. Dan yang paling menyedihkan adalah kerja keras yang anda lakukan kian sirna dan hina dihadapan dunia.
Wallahu a'lam bish-showab
#junjungtinggikejujuran
#junjungtinggikeikhlasan
#junjungtingginilainilaiislam
#janganlemparkotorankaliankewajahkami
Akhukumfillah arifzainurrohman
Ibu kota 5 desember 2016

Bolehkah ?

Hanya satu kata,
Hanya tiga suku kata,
Setiap perbincangan yang selalu ku mula,
Setiap perbincangan yang selalu kau mula.

Sepenggal kata yang selalu terucap,
Sepenggal kata yang berarti sangat,
Sepenggal kata penuh makna,
Sepenggal kata penanti jawaban.

Ibu kota, 3 November 2016

Kapas


Lugu lucu putih bersih bening,
Senyum lebar tulus ikhlas pertanda,
Jauh lurus panjang tak bertikung,
Tegar tegak kokoh abadi terpelihara.

Acap kali,
Bintik - bintik kecewa mendekat menggembosi,
Hingga tak kuasa air mengalir meluapkan sedih,
Terombang - ambing mengalir tak pernah menepi.

Ibu Kota
Kamis,  3 November 2016

Manusia dan Organisasi

Oleh :
arifzainurrohman

Manusia merupakan suatu komponen atau suatu dimensi dalam sebuah organisasi yang sangat penting. Merupakan salah satu faktor pendukung dalam suatu organisasi. Perilaku -perilaku dari suatu organisasi hakikatnya adalah hasil dari berbagai macam interaksi antar manusia atau individu dalam suatu organisasi. Ada sebagian peneliti yang mengasumsikan bahwa untuk memahami perilaku - perilaku dalam suatu organisasi, maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah memahami perilaku - perilaku manusia dalam organisasi tersebut.

Menurut David A. Nadhler (1970) dikatakan pula oleh Anoraga (1995:54) dan Thoha (2007:33) bahwa perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari integrasi antara person atau individu dengan lingkungannya. Sebagai contoh, tukang pos yang mengantarkan surat - surat ke alamat tujuan, seorang dokter di rumah sakit, seorang guru mengajar di sekolah, dan seorang ustadz yang khotbah di masjid. Setiap karakter manusia diperlihatkan sesuai dengan pekerjaan atau jabantannya yang berbeda - beda. Perilaku masing - masing manusia tentulah berbeda - beda disesuaikan dengan lingkunannya.

Berkenaan dengan perilaku manusia dalam suatu organisasi, penulis melakukan observasi selama enam bulan terhadap salah satu pengurus organisasi di salah satu kampus swasta di depok. Acuan yang penulis gunakan adalah salah satu pendapat dari seorang sosiolog yang bernama George Herbert Mead (1934). George merupakan salah seorang pengajar dalam bidang psikologi sosial pada departemen filsafat Universitas Chicago. George mempercayai bahwa keanggotaan seorang manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok sosial, dapat menghasilkan perilaku yang sama dengan perilaku manusia - manusia lain di dalam organisasi tersebut. Sebagai gambaran perilaku seorang anak yang sama dengan perilaku orang tuanya ataupun perilaku seorang murid sama dengan perilaku gurunya. Frekuensi interaksi antara anak dan siswa pada gambaran diatas sangat mempengaruhi kesamaan perilaku dengan orang tuanya dan gurunya.

Salah seorang mahasiswa yang penulis amati merupakan seorang mahasiswa yang aktif dalam sebuah organisasi dan mahasiswa itu mengakui sendiri bahwa dirinya "tangan kanan" dari salah seorang dosen. Mahasiswa itu mengaku bahwa setiap sang dosen menghadiri sebuah acara dia cukup sering diberi kesempatan untuk mendampingi sang dosen. Interaksi dari keduanya tergolong sering, karena setiap satu kali dalam satu minggu selalu terjadi komunikasi diantara keduanya. Dari pengamatan penulis sendiri secara langsung memang tampak keakraban diantara keduanya. Beberapa pola pikir, sifat, perilaku, dan perkataan diantara keduanya pun sangat mirip. Bahkan dibeberapa kesempatan ketika penulis mengamati sang mahasiswa dan sang dosen, pola pikir,perilaku, dan perkataan sang mahasiswa sama dengan sang dosen.

Dari pengamatan penulis di atas, penulis tertarik dengan ketertarikan George dalam mengkaji interaksi sosial seperti pengamatan penulis di atas. George tertarik mengkaji apakah perilaku seseorang dipengaruhi oleh simbol atau perilaku yang dikeluarkan oleh orang lain. Dimana ketertarikan George ini mirip dengan teori pertukaran sosial. Sedangkan apa yang penulis ingin amati adalah sejauh mana pengaruh perilaku seseorang terhadap orang lain.

Sumber Bacaan :
1. Psikologi Kepribadian
2. Perilaku Organisasi Buku Ajar Dosen dan Mahasiswa Perguruan Tinggi
3. http://pensa-sb.info/perspektif-dalam-psikologi-sosial/


Ibu Kota 18 Juli 2016
akhukumfillah arifzainurrohman

Proposal Kajian Rutin


PROPOSAL
KAJIAN RUTIN



































FAJRUL ISLAM
DP CENGKARENG
KAMPUS L2 CENGKARENG
2016






 
        Segala puji untuk Allah, Rabb yang telah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji manusia siapakah yang terbaik amalnya di antara mereka. Salawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasul yang diutus sebagai rahmat bagi segenap insan dan da’i yang mengajak manusia untuk mentauhidkan-Nya jalla wa ‘ala. Amma ba’du.
      Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Katakanlah inilah jalanku, aku mengajak kalian untuk mentauhidkan Allah, dengan berlandaskan bashirah. Inilah sikapku dan sikap orang-orang yang mengikutiku. Dan Maha suci Allah, aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yusuf : 108).
        Allah ta’ala juga berfirman yang artinya, “Demi masa, sesungguhnya semua manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan saling menasihat dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr : 1-3).
        Allah ta’ala juga berfirman yang artinya, “Dan siapakah yang lebih baik ucapannya daripada orang yang berdakwah ilallah dan beramal saleh, dan dia mengatakan bahwa saya termasuk golongan orang-orang muslim.” (QS. Fushshilat : 33) .
        Sesungguhnya kebutuhan seorang hamba untuk mengenali Tuhannya adalah kebutuhan yang paling mendesak. Karena dengannya ia akan bisa beribadah dengan sebaik-baiknya. Sebab tidak ada tujuan lain penciptaan jin dan manusia kecuali agar tunduk beribadah kepada-Nya saja.
         Allah berfirman yang artinya, “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku.” ( QS. Adz Dzaariyat : 56 ). Inilah tujuan diutusnya para Rasul dan diturunkannya kitab-kitab.
         Allah berfirman yang artinya, “Sungguh telah kami utus kepada setiap ummat seorang Rasul yang mengajak: ‘Sembahlah Alloh dan jauhilah thoghut.” (QS. An Nahl : 36).
       Oleh karenanya kebutuhan seorang hamba terhadap aqidah yang benar adalah diatas segala-galanya, lebih penting daripada kebutuhannya terhadap makan dan minum, lebih penting daripada harta dan keturunan. Berpijak dari hal itulah maka Fajrul Islam(FARIS) DP Cengkareng bermaksud untuk menyajikan sebuah rangkaian kajian ilmiah yang mengangkat tema seputar aqidah dan fiqih bagi kebaikan umat Islam di mana saja, terkhusus di negeri ini tempat kita berada.



 
Nama kegiatan ini adalah Kajian Islam yang diselenggarakan di Kampus L2 Cengkareng..



Kegiatan ini akan mengangkat tema seputar Aqidah, akhlaq, Siroh, dan Fiqih, dengan rincian sebagai berikut:
Aqidah:
1. Berdo'a Hanya Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Ustadz Husni.
2. Buah Iman Kepada Takdir, Ustadz Husni.
Aklhaq:
1. Karakteristik Mahasiswa Muslim Ideal, Ustadz Husni.
2. Adab – adab Seputar Masjid, Ustadz Husni.
Siroh
1. Peran Pemuda Dalam Membentuk Peradaban Islam, Ustadz Husni.
Fiqih:
1. Pengenalan fikih, Ustadz Husni.



Kajian ini diadakan dengan tujuan:
  1. Untuk mencapai keridhaan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya :
“Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencapai keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambanya.” (Q.S. Al Baqarah ; 207)
  1. Untuk memenuhi kewajiban dalam melaksanakan amanah Allah SWT, sebagaimana firman-Nya :
“Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung maka sesungguhnya enggan untuk amanah itu, dan pikulah amanah itu oleh manusia.” (Q.S. Al Ahzab : 72).
  1. Dalam beribadah kepada Allah, sebagaimana firman Allah yang artinya :
“Dan tidak Ku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah (menyembah) kepada-Ku”. (QS. Adz.Dzaariat : 56).
  1. Dalam upaya merealisasikan salah satu bentuk ibadah yaitu dakwah, khususnya di kalangan mahasiswa, sebagaimana Firman Allah SWT :
“Dan hendaklah ada dianatara kamu golongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada amal ma’ruf dan mencegah yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran : 104).
  1. Peningkatan kualitas pengetahuan dan pemahaman mengenai ilmu-ilmu keislaman
  2. Ikut serta menyemarakan da’wah Islamiyah di lingkungan Kampus.
  3. Memfasilitasi semua Civitas Akademika Gunadarma untuk memahami dan mempelajari pengetahuan keislaman dengan baik dan benar



Peserta Kegiatan Kajian Rutin Al Muhandisin adalah semua Civitas Akademika Gunadarma sebagai peserta.
.


Kegiatan ini Insya Allah akan diadakan pada:
Hari : Setiap Jum'at
Tanggal : 11 Maret – 27 Mei 2016
Tempat : Musholla Kampus L2 Gunadarma Cengkareng, Jakarta Barat.



Terlampir




Terlampir



Demikian proposal ini dibuat semoga kegiatan ini terlaksana dengan lancar dan sesuai
dengan rencana yang telah disusun. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan,
kekuatan dan perlindungan bagi kita semua yang senantiasa membela Dien-Nya dan bernilai
ibadah di sisi-Nya.
Jakarta, Januari 2016
Ketua UKM Fajrul Islam                                                              Ketua Pelaksana



Agung Ginanjar Kusumah                                                   Arif Zainurrohman
Mengetahui,

     Wakil Rektor III                                                                       Wakil Dekan III
Universitas Gunadarma                                                         Universitas Gunadarma




Irwan Bastian, S.Kom., MMSI                                      Dr. Budi Prijanto SE., MM










JADWAL ACARA
Materi Aqidah:
  1. Jum'at, 11Maret 2016. Berdo'a Hanya Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Ustadz Husni.
  2. Jum'at, 13 Mei 2016. Buah Iman Kepada Takdir, Ustadz Husni.
Materi Akhlaq:
  1. Jum'at, 25 Maret 2016. Karakteristik Mahasiswa Muslim Ideal, Ustadz Husni.
  2. Jum'at, 27 Mei 2016. Adab – adab Seputar Masjid, Ustadz Husni.
Materi Siroh:
  1. Jum'at, 8 April 2016. Peran Pemuda Dalam Membentuk Peradaban Islam, Ustadz Husni.
Materi Fiqih:
  1. Jum'at, 22 April 2016. Pengenalan fikih, Ustadz Husni.


















KEPANITIAAN
Penasihat                        : Agung Ginanjar Kusumah (Ketua UKM Fajrul Islam)
Penanggung Jawab        : Agung Ginanjar Kusumah (Ketua UKM Fajrul Islam)
Ketua Pelaksana             : Arif Zainurrohman
Sekretaris                        : Arif Zainurrohman
Bendahara                       : Asri Ginawati
Sie Acara                        : Jaka Permana
Sie Publikasi                   : Ahmad Zakaria
                                         Nurcahyo Hartanto
Sie Perlengkapan            : Muhammad Aziz Fikri
Sie Konsumsi                  : Rosid Hertanto
                                          Meggy Maulana Malik
Transportasi                     : Jaka Permana
Sie Pendaftaran Peserta   : M. Agung
                                          Dimas Asmoro
Sie Penyediaan Fasilitas  : Syaiful Haq Al Furuqi
Kontak Panitia                : 085772114195 (Arif Zainurrohman)
















RANCANGAN ANGGARAN
Pemasukan
1. Kas UKM Fajrul Islam                                                    Rp 1.502.000,-
2. Kas DP Cengkareng                                                        Rp 100.000,-
Total Pemasukan                                                                  Rp  1.602.000,-

Pengeluaran
1. Publikasi (2 print pemberitahuan)                                    Rp 2000,-
2. Konsumsi Ustadz 6 pertemuan x 20.000                         Rp 120.000,-
3. Mukafaah Ustadz 6 pertemuan x 200.000                       Rp 1.200.000,-
4. Snack Peserta 6 pertemuan x 30.000                               Rp 180.000,-
5. Biaya tak terduga                                                             Rp 100.000,-
Total Pengeluaran                                                                Rp 1.602.000,-