Orang-orang Mu’min itu banyak,
namun Iman itu hanya satu;
tubuh mereka itu beraneka-ragam,
namun jiwa mereka hanya satu.
Selain pengertian dan jiwa yang juga
dimiliki sapi dan keledai.
Manusia memiliki akal pikiran dan jiwa
lain.
Lagi pula, pada diri pemilik nafas Ilahi,
ada jiwa lain yang lain dari jiwa manusia.
Jiwa bintang tak
memiliki kesatuan:
jangan pula mencari kesatuan dari ruh halus itu.
Jika pemiliknya memakan roti,
tetangganya tak merasa kenyang;
tetangganya pun tak merasa terbebani,
jika dia memikul beban;
Bahkan senang atas kematian
tetangganya dan mati lantaran iri melihat
tetangganya sejahtera.
Jiwa serigala dan anjing bercerai-berai;
jiwa Singa-singa Tuhan berpadu
menjadi satu.
Jiwa yang kubicarakan
tentu saja jiwa mereka yang banyak,
karena Jiwa yang tunggal itu ratusan kali banyaknya kalau dihubungkan dengan badan.
Sama seperti tunggalnya cahaya matahari di langit,
menjadi ratusan kali banyaknya bila
menyentuh halaman rumah yang
disinarinya;
Namun apabila kau pindahkan dinding-
dinding,
seluruh cahaya yang berpendar itu satu dan sama juga.
Apabila rumah jasmani tak memiliki
fondasi yang tersisa,
Orang- orang Mu’min tetap satu jiwa.
JALALUDIN RUMI, Masnawi. IV, 408
syukron pak https://www.facebook.com/hamdi.akhsan.7
akhukum fillah arif zainurrohman
0 komentar:
Posting Komentar